Kamis, 07 Juni 2012

Be Nice First

"Nggak mungkin aja kalo Rosa berbuat begitu, Rhay," desah Ike setengah membujuk kepadaku.

Memang nggak salah kalau Ike dan semua orang lainnya yang pernah mengenal Rosa beranggapan kalau Rosa adalah duplikat malaikat yang sangat sulit ditemukan kekurangannya.

Lemah lembut dan penuh kasih, perhatian dan pintar membaca situasi. Ketulusan dan kebijaksanaan senantiasa terpancar dari tatapan matanya, selaras dengan kata-kata dari bibirnya.

"Someone had taught me to be nice first, because you can always be mean later. Once you've been mean to someone, they won't believe the nice anymore. So be nice... be nice... until it's time to stop being nice, then destroy them."

Untaian kalimat panjang itu aku perlihatkan pada Ike. BBM dari Rosa yang ditujukan padaku itu sungguh menyesakkan dada. Itulah jawaban dari Rosa saat aku menanyakan kenapa sih kok tega banget selingkuh dengan Rio, padahal jelas-jelas Rosa adalah sahabatku. Ups, maksudku kuanggap seseorang yang layak dijadikan sahabat.

"Sori Rhay, BBM ini memang dari BB Rosa, tapi gua tetap nggak percaya kalau Rosa itu jahat," bantah Ike yang tak sependapat denganku. Yah, siapa juga sih yang bisa percaya.

Aku melengos dan pasrah. Apalagi sih yang bisa dilakukan selain ikhlas.

Belum sempat aku tertunduk untuk merenungkan kelanjutan cintaku yang kandas, si malaikat berhati setan datang. Iya, Rosa datang bersama pacar resminya sekarang, Rio.

"Sori Ike dan Rhaysa, gua telat," katanya disertai senyum manis mengembang.

"Seeing is believing, Rhay, tapi gua rasa seharusnya dari tadi gua percaya sama lo," dengus Ike sambil menggaetku pergi. Sejauh-jauhnya.