Kamis, 05 Januari 2012

Me vs TBC [Part 3]

Paginya Lucia

Kamar kost yang sempit dan sumpek itu nggak jadi soal untuk membuat Lucia tetap tidur nyenyak. Kata Mama, kost tempat tinggalnya ini sangat nggak manusiawi, udah kayak penjara. Gimana nggak, ukurannya 2 x 2,5 meter. Begitu pintu kamar dibuka, langsung berhadapan dengan samping lemari pakaian. Ada celah kecil untuk berjalan ke arah tempat tidur, itupun setelah menggeser kursi meja rias. Meja rias itu terletak pada bagian kaki tempat tidur, super minimalis yang dipenuhi laptop, komik-komik, DVD-DVD Korea, alat make-up, alat tulis, dan pernak-pernik lain yang tindih menindih. Belum lagi tempat tidur yang dipenuhi dengan koleksi boneka Sponge-Bob beragam gaya dan ukuran di tempat tidur, lantai, atas lemari, dan ada juga di tempat-tempat yang tak terduga. Paling parah, kamar itu tanpa jendela dan mengandalkan dinginnya angin AC.
Spongebob Squarepant (ilustrasi by google)

Entah keturunan darimana kebo-nya Lucia ini. Mama dan Papa super rapi, selalu bangun sebelum jam 6 pagi dan membaca Kitab Suci. Seramai-ramainya koleksi patung Mama, nggak ada yang nggak sedap dipandang. Yah, kalau Mama datang juga kamar ini akan jadi surga mini yang rapi dan wangi, tapi nggak nyaman untuk ditinggali. Xixixi... habisnya Mama bawel banget!
Mungkin ya, karena nggak terbiasa merapikan sendiri sih, makanya Lucia hidup seperti ini. Hidup di surga kecilnya sendiri yang super berantakan, tapi ia tau di mana letak semua barangnya! Well, takes time untuk mencarinya, tapi paling nggak ia selalu berhasil menemukan apa yang dicarinya. Nggak cuma rapi-rapi, kebiasaan bangun sendiri juga nggak ada. Selama kuliah 4 tahun tinggal di kost di Jogja, bukannya belajar mandiri, adanya tambah bebas untuk telat datang kuliah. Hehehe...
Dannnnnnnn kayaknya hari sudah pagi. Bbm yang masuk tak henti menghasilkan cicit-cicit yang mengganggu kenyenyakan tidur Lucia. Mengapa ada orang-orang seperti Triana yang setiap pagi suka broadcast sesuatu yang inspiratif ke semua contact? Niatnya sih untuk menginspirasi orang lain, tapi buat Lucia yang ada untuk membangunkan dengan sesuatu yang berat dibaca dan membuat pengen tidur lagi. Hehehe... tapi jangan sampai Triana tau atas hal ini.
Oh ya, dan juga ada orang-orang sok eksis seperti Cici Pamela. Setiap saat ngelaporin aktifitasnya, kayak artis ajah. Mulai dari janda bahenol itu buka mata, bersiin rumah, lari pagi, bikin sarapan sendiri atau lagi sarapan di mana plus fotonya, mandi pagi, beol pagi (seriusan ini kan nggak penting untuk dikasih tau ke orang-orang ya???), apa yang akan dilakukan hari ini, belum lagi barang-barang yang dia jual di dunia maya. Aih, berisiknya. Cuman angkat topi juga buat suksesnya eksistensi dan juga bisnis si bawel ini. Cocok kali kalo didudukin berdua sama Mama. Hahaha...
Bisa dibilang hanya Retna yang sejiwa siklus hidupnya dengan Lucia. Bedanya, Retna bangun kesiangan karena tidurnya juga kemalaman, dan tidur kemalaman karena kerja keras dan bukannya browsing tak henti atau nonton DVD Korea. Paling nggak, ada seorang teman yang nggak akan mengganggu paginya dan menjadi sahabat setia di kala-kala jadi kalong. Si cengeng itu pasti lagi mandi, kedengeran cebar ceburnya. Dan abis mandi pasti ngetukin kamar Lucia.
"Tok tok tok..." tuh kan benerrr, baru juga dikatain udah beraksi.
"Iya Ret, gua mandi," sahut Lucia sambil tergopoh-gopoh ia keluar kamar dengan gaya zombie abis dan muram durjana, berengsek ke kamar mandi.
Nggak lama makhluk yang nggak bisa ilang medoknya itu sudah pamitan berangkat duluan.
"Lulu, gua duluan yaaaa," katanya riang gembira. Aneh, lembur aja seneng!
Tanpa disahutin juga udah ngacir tuh Retna, dan Lucia mandi sambil mengumpat klien gede yang rese minta deal hari Sabtu. Aaaaargh, ganggu acara molor aja!!!!

Bagaikan bumi dan langit, keadaan kamar dan kantor Lucia, begitu juga keadaan dirinya di kost dan di kantor. Siapa sangka sih sekretaris yang super stylish dan rewel kebersihan ini aslinya super berantakan???
Tik tok tik tok. Detak jam dinding di ruang super dingin ini membuat Lucia bergidik. Ah, pikirannya terbawa-bawa sama film horor Jepang semalam neh, sial!
Sepi sih sepi, tapi nggak ada yang menyeramkan dari ruangan ini. Bertempat di Pasifik Place, kantor ini nggak kalah mewahnya dengan kapal pesiar. Plus kerjaan di kantor ini nggak begitu ribet. Paling-paling dalam sebulan ada dua atau tiga meeting dengan klien yang bonafid, Lucia yang atur semua untuk meeting dan membuat laporannya. Untuk meeting final, mendampingi si bos bule dan tim yang arsitek yang akan terlibat.
Ada juga sih tambahan kerjaan untuk pegang petty cash dan buat pertanggungjawabannya. Paling buat bayarin uang Aqua Galon atau lemburnya Pak Sarman, orang filing. Lebih enak Pak Sarman lagi, tugasnya sebagai orang filing cuman nyimpen dokumen dan nyari dokumen. Kaki tangan Lucia gitu. Hahaha...
Sisanya? Yaaa, betah-betahin aja, maen facebook dan blogging sepuasnya. Angkat telpon dengan profesional, ngobrol sama Cici Pamela di telpon (kalau dia lagi nggak sibuk), atau bisa jelajah mall sama Berna, akuntan satu-satunya, kalo dia lagi nggak closing.
Sudah satu jam, nggak kunjung ditelpon nih sama perusahaan minyak dan gas yang mau pakai jasa Arsitex. Siaul, sibuk sih sibuk, baru sih baru, tapi bosen juga udah bela-belain datang kok nggak ada kerjaan. Mana Berna lagi nggak closing lagi, nggak ada temennya pulak. Huhuhu... sendiri... sepi...
"Kring... ," bunyi manis si telpon putih.
Nggak sabar sih, tapi jaim juga angkatin di dering pertama. Hahaha...
Dering kedua, Lucia mengangkat telponnya, "Morning. Arsitex, Lucia speaking. May I help you?"
"Ini gue!" sahut suara di seberang telpon.
"Ajigile, kok elu sih Tri???" Lucia cengok. Ah, tau yang mau nelpon Triana, suruh aja telpon ke handphone dan nggak perlu masuk kantor segala. Argggggggh... bbm aja sekalian, atau ntar malam aja sekalian ngomongnya.
"Gue gantiin Cici Pamela. Hehehe..." pasti deh Lucia lupa, dasar tuh anak cuman mikirin artis Korea.
"Oh iya, ohemji, gua lupa. So, lu mau minta harga berapa? Meeting-nya kapan? Mau pakai siapa arsitek dan anggota timnya?" sosor Lucia.
"Ikutin yang biasa dulu-dulu dipakai aja. Meetingnya Senin aja, jam 9 pagi, gue dan manager. Gue minta quotation dan contoh-contoh design office. Fax ke gue ya," Triana udah mulai serius.
"Okeh, dan let me go home abis ngerjain semuanya. Bye Tri," sambung Lucia dengan riang gembira.

Klak klik klak klik. Selesai sudah kerjaan untuk dikirimin ke Triana.
Mumpung masih di kantor, telpon Mbak Retna dulu ah. Kali-kali dia minat untuk brunch di Pancious, lumayan nggak harus makan sendirian. Lagian Sabtu gini, lembur iya tapi nggak terlalu hectic lah ya.
"Mbak, brunch at Pancious. Now?" cerocos Lucia saat telpon diangkat Retna.
"Okay, duluan ngesot gih. Pesanin gua double pancake with oreo ice cream, sama sweet ice tea sedikit es. Gua sekarang naik taksi ke sana."
"Sip, Mbak, see you there!"
Oreo Pancake (illustrasi by google)
 

Word count: 1047

2 komentar: